Halaman

welcome

welcome to my journey

Senin, 05 November 2012

PROPOSISI



PROPOSISI
Secara bahasa kata proposisi dalam bahasa arab disebut sebagai Qadhiyah (berasal dari kata Qadha) atau pernyataan atau kalimat deklaratif dalam bahasa logika.  Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Sedangkan menurut istilah proposisi dalah sebuah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya sesuai dengan relitas yang ada. Contohnya, Allah SWT adalah Pencipta semesta alam.. Apabila sebuah pernyataan yang tidak mengungkapkan keinginan atau tindakan yang tidak dapat dinilai benar dan salahnya maka tidak dapat disebut sebagai proposisi.  Contoh, Semoga Allah selalu menjagamu.
Menurut sumbernya, proposisi dikenal dengan 2 macam, yaitu proposisi analitik dan proposisi sintetik. Konsep ini ditemukan oleh Immanuel kant.
a.       Proposisi Analitik (proposisi a priori) yaitu proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya. Contoh, Alquran adalah firman Allah.
Kata “Firman Allah” yang kedudukannya sebagai Predikat dalam contoh diatas, pengertiannya sudah terkandung dalam kata “Alquran” (sebagai subyek). Jadi, predikat pada proposisi analitik tidah mendatangkan pengetahuan baru.  Sedangkan untuk mengetahui benar atau tidaknya maka dilihat dari pernyataan terbeut, apakah bertentangan atau tidak.
b.      Proposisi Sintetik (proposisi a pesteriori) yaitu proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya. Contoh, Alquran itu indah.
Kata “Indah” pada proposisi “Alquran itu indah” pengertiannya belum terkandung pada subyeknya (Alquran). Jadi kata ”indah” merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui pengalaman.
Proposisi sintetik merupakan lukisan dari kenyataan empiric. Cara menguji benar dan salahnya yaitu melalui kesesuaian atau tidaknya kenyataan dengan empiriknya.
Berdasarkan kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka dikenal enam macam proposisi:
a)      Universal positif         : Semua manusia akan mati (A)
b)      Partikular positif         : Sebagian manusia adalah birokrat (I)
c)       Singular positif           : Beckham adalah pemain sepak bola.(A)
d)       Universal negative      :Semua kambing bukan kuda.(E)
e)       Partikular negatif        :Beberapa mahasiswa tidak lulus.(O)
f)        Singular negative        : Siti bukan gadis pendengki.(E)
            Sedangkan menurut bentuknya proposisi terdiri dari 3 macam, yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotetik, dan proposisi disjungtif.
Unsure-unsur proposisi
Proposisi Kategoris (Qadhiyah Hamliyah) adalah kebalikan dari Proposisi Kondisional (Qadhiyah Syarthiyah). Proposisi Kategorik dapat dinilai salah dan benarnya sedangkan Proposisi Kondisional tidak. Karena kebenaran dan kesalahannya tergantung pada terjadinya syarat yang dikandung. Sehingga proposisi yang dapat diolah, dinalar, dan disimpulkan hanya terdiri dari Proposisi Kategorik bukan Proposisi Kondisional. Untuk mempermudah pengolahan atau penyimpulan maka perlu diketahui unsure-unsurnya. Unsur-unsur yang terkandung dalam proposisi yaitu
a.       Subyek (S)
Terdiri dari dua macam,
*      Subyek Universal adalah term yang mencakup semua yang dimaksud oleh subyek. Contoh, Semua guru.
Term ini berlambang Ax.Sx (for all x it hold true that) dibaca semua x dimana S berlaku untuk x.
*      Subyek Partikular adalah term yang hanya mencakup sebagian dari keseluruhan yang ditunjuk oleh subyek. Contoh, Sebagian guru.
Term ini berlambangkan Ex.Sx (there exist an x such that) dibaca sebagian x dimana S berlaku untuk x
b.      Predikat (P)
Terdiri dari dua macam,
*      Predikat Afirmatif/Positif yaitu sift mengiyakan hubungan dengan Subyek. Contoh, adalah rajin.
Term ini berlambang Px dibaca Sifat P berlaku untuk x
*      Predikat Negatif yaitu sifat yang menolak hubungan predikat dengan subyek. Contoh, adalah tidak rajin.
Term ini berlambangkan –Px dibaca Sifat non P berlaku untuk x
c.       Kopula adalah hal yang menerangkan hubungan subyek dan predikat yang bersifat mengiyakan atau mengingkari. Dalam hal mengiyakan seringkali tidak dinyatakan sedangkan dalam hal mengingkari seringkali disebut dengan bukan, tidak, dan tiada.
d.      Quantifier yaitu kata yang menunjukkan banyaknya satuan yang diikat oleh term yang menunjukkan luas subyek. Terdiri dari universal dan particular.
*      Quantifier particular yaitu meliputi bilangan utuh. Seperti semua, segenap, setiap, tidak satupun.
*      Quantifier Universal yaitu meliputi bilangan tidak utuh. Seperti, sebagian, kebanyakan, beberapa, tidak semua, sebagian besar, hampir seluruh, rata-rata, (salah) seorang di antara.. (salah) sebuah diantara...
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subjek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier.
A. PROPOSISI KATEGORIK
Proposisi Kategorik atau dalam bahasa arab disebut dengan Qadhiyah hamliyah adalah sebuah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat. Paling sederhana proposisi ini terdiri atas satu subyek, satu predikat, satu kopula, dan satu kuantifier. Juga dapat dikatakan bahwa proposisi kategoris merupakan suatu keputusan berfikir dengan cara menghubungkan satu variable dengan variable lainnya. Seperti, segala sesuatu didunia ini adalah baru. Yang mana; 
Segala 
:
Quantifier
adalah
:
kopula
sesuatu didunia ini
:
Subyek
baru    
:
Predikat
Quantifier adakalanya menunjukkan pada permasalahan yang universal, seperti kata: seluruh, semua, segenap, setiap, tak satu pun; atau permasalahan particular, seperti kata: sebagian, kebanyakan, beberapa, tidak semua, sebagian besar, hamper seluruh, rata-rata, (salah) seorang di antara..; (salah) sebuah di antara, atau bahkan permasalahan singular. Tetapi untuk hal yang singular quantifier biasanya tidak dinyatakan.
Apabila quantifier suatu proposisi menunjukkan pada permasalahan universal maka disebut sebagai proposisi universal, menunjuk pada permasalahan particular disebut proposisi particular, dan pada permasalahan singular juga disebut sebagai proposisi singular. Contoh,
Proposisi Universal     : Semua surat dalam Al-Quran adalah kalamullah
Proposisi Particular     : Sebagian manusia adalah wali
Proposisi Singular       : Seorang  Abu Bakar r.a adalah sahabat Rasulullah Saw.
Kopula menentukan kualitas proposisinya. Terdiri dari 2 jenis yaitu positif (mengiyakan) dan negative (mengingkari). Contoh,
Proposisi Negatif        : Abu Bakar r.a adalah sahabat Rasulullah Saw
Proposisi Positif          : Abu Bakar r.a bukan Ayah Rasulullah Saw
Kopula positif boleh tidak dinyatakan dan terkadang memang hanya tersembunyi, akan tetapi jika kopula negative harus dinyatakan. Dalam suatu proposisi Kopula itu harus ada meskipun dinyatakan atau tidak. Karena ia yang menegaskan hubungan antara subyek dan predikatnya, baik negative maupun positif, sebagai hakikat atas pernyataan yang mempunyai nilai benar atau salah. Dan dari kombinasi antara kualitas dan kuantitas proposisi maka dikenal 6 macam proposisi, yaitu
a.       Universal Positif (Kulliyah) yaitu proposisi yang subyeknya berupa lafadz universal yang mengandung penjelasan secara langsung berlakunya keputusan kepada setiap individu subyek. Contoh, Semua manusia adalah makhluq
b.      Partikular Positif (Juz’iyyah) yaitu yaitu proposisi yang subyeknya berupa lafadz sebagian dan menggunakan kata kuantitas yang menjelaskan berlakunya keputusan bagi sebagian individu subyek. Contoh, Sebagian manusia adalah Nabi
c.       Singular Posistif (Mujabah) yaitu suatu keputusan berfikir dengan cara menetapkan berlakunya predikat kepada subyek. Contoh, Nabi Muhammad Utusan Allah
d.      Universal Negatif (Kulliah Mahmulah Salibah) yaitu proposisi yang subyeknya berupa lafadz universal dengan cara meniadakan tetapnya predikat yang mengandung penjelasan secara langsung berlakunya keputusan kepada setiap individu subyek. Contoh, Semua manusia bukan hewan
e.       Partikular Negativ (Juz’iyah Salibah) yaitu proposisi yang subyeknya berupa lafadz sebagian dengan cara meniadakan tetapnya predikat dan menggunakan kata kuantitas yang menjelaskan berlakunya keputusan bagi sebagian individu subyek. Contoh, Beberapa mahasiswa TP tidak masuk kuliah Logika
f.       Singular Negatif (Salibah)yaitu suatu keputusan berfikir dengan cara meniadakan tetapnya predikat dan subyek. Contoh, Hazrat Inayat Khan seorang sufi besar India
Dalam menentukan apakah suatu proposisi itu positif atau negative, tdak boleh dilihat dari ada tidaknya indicator “tak, tidak, atau bukan” dalam pernyataan. Indicator tersebut menentukan negatifnya suatu proposisi apabila ia berkedudukan sebagai kopula. Bila indicator tidak berkedudukan sebagai kopula maka proposisi tersebut positif.
Lambang permasalahan dan rumus proposisi
Lambang
Permasalahan
Rumus
A
Universal Positif
Semua S adalah P
I
Partikular Positif
Sebagian S adalah P
E
Universal Negatif
Semua S bukan P
O
Partikular Negatif
Sebagian S bukan P

B. PROPOSISI HIPOTETIS
Proposisi Hipotetis atau dalam bahasa arab berarti Qadhiyah Ayarthiyah Muttashilah, secara etimologi diartikan sebagai keputusan bersyarat atau keputusan hipotesisi. Sedangkan menurut terminology berarti suatu keputusan dengan cara menghubungkan satu proposisi (muqoddimah) dengan proposisi yang lain (taly), dalam hubungan saling bergantungan dan sebab akibat. Contoh, ‘Jika kamu mencintai Allah, Allah akan mencintaimu’.
Jika proposisi kategoris menyatakan suatu kebenaran tanpa syarat, maka pada proposisi hipotetis kebenaran yang dinyatakan justru harus mempunyai syarat tertentu, berdasarkan perbedaan yang  mendasar. Pada proposisi kategoris, kopulanya selalu ‘adalah’ atau ‘bukan’ atau ‘tidak’; sedangkan pada proposisi hipotetis kopulanya adalah ‘jika, apabila, atau manakala’ yang kemudian dilanjutkan dengan ‘maka’, meskipun kata ‘maka’ sering dihilangkan, seperti contoh diatas. Pada proposisi kategoris kopula menghubungkan dua buah term sedang pada proposisi hipotetis kopula menghubungkan dua buah pernyataan. Contoh, ‘Jika kamu mencintai Allah, maka Allah akan mencintaimu’. Pada dasarnya contoh tersebut terdiri dari dua proposisi kategoris, yaitu ‘Kamu mencintai Allah’ dan ‘Allah akan mencintaimu’. Dengan rincian,
Ø  ‘jika’ dan ‘maka’ disebut sebagai kopula.
Ø  Kamu mencintai Allah sebagai pernyataan pertama disebut sebab atau antecedent.
Ø  Allah akan mencintaimu sebagai pernyataan kedua disebut akibat atau konsekuen.
Proposisi hipotesis mempunyai dua buah bentuk,
a.       Bila A adalah B maka A adalah C
“Bila rajin berdzikir maka hati menjadi tenang”
b.      Bila A adalah B maka C adalah D
“Jika Allah Khaliq maka manusia adalah Makhluq
Antara sebab dan akibat dalam proposisi hipotetis terkadang terdiri dari hubungan kebiasaan atau hubungan keharusan.
Hubungan Kebiasaan  : Jika rajin berdzikir, maka hati menjadi tenang
Hubungan Keharusan : Jika matahari terbenam, maka waktu shalat maghrib segera tiba.
C. PROPOSISI DISJUNGTIF
Proposisi Disjungtif atau dalam bahasa arab disebut sebagai Qadhiyah Syarthiyah Munfashilah merupakan tipe proposisi kondisional (yang kebenarannya digantungkan pada syarat tertentu) sama halnya dengan bentuk hipotetik. Yaitu suatu keputusan dengan cara menghubungkan satu proposisi dengan proposisi yang lain, dalam hubungan saling berbeda dan kontradiksi. 
Seperti halnya proposisi hipotetik, proposisi disjungtif pada hakikatnya terdiri dari dua buah proposisi kategorik. Contoh, Proposisi jika tidak benar maka salah; jika dianalisis menjadi: ‘Proposisi itu salah’ dan ‘proposisi itu benar’. Kopula yang mengubah ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan disjungtif. Sedangkan kopula pada proposisi disjungtif bervariasi, seperti:
Hati kalau tidak bahagia adalah resah
Al-Qur’an itu Qadim atau makhluq
Jika bukan Allah yang bodoh maka manusia
Dalam proposisi hipotetik kopula menghubungkan sebab dan akibat sedangkan dalam proposisi disjungtif kopula menghubungkan dua buah alternative.
Proposisi disjungtif mempunyai dua buah bentuk,
a.       Proposisi disjungtif sempurna
Yakni proposisi disjungtif yang mempunyai alternative kontradiktif. Rumusnya A mungkin B mungkin non B. Contoh,
*      Al-Qur’an itu makhluq atau non makhluq
*      Hari ini langit mendung, mungkin akan turun hujan atau tidak turun hujan
b.      Proposisi disjungtif tidak sempurna
Yaitu proposisi disjungtif yang tidak berbentuk kontradiktif. Rumusnya A mungkin B mungkin C. Contoh,
*      Tuhan bersemayam di’Arsy atau di Sidratul Muntaha
*      Orang yang melakukan dosa besar itu masih mukmin atau kafir

Sumber: Dr, Khalimi, MA. Logika Teori dan Aplikasinya. Gaung persada Press. Ciputat; Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar